Uang merupakan alat pembayaran yang dilakukan oleh
semua kalangan didunia, tanpa uang kita tidak dapat membeli sesuatu. Sebelum
adanya uang transaksi yang dilakukan adalah barter atau menukar barang sesuai
dengan jumlah barang yang dibutuhkan. Uang memang sangat penting dimana pun,
sehingga tanpa uang kita tidak bisa melakukan transaksi jual beli, bahkan ada
pepatah yang mengatakan “Ada uang, ada barang” maksudnya dari pepatah ini
memang sangat tepat.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang
lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang
cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang
memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan
dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian
akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Jadi, uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
dan diterima umum untuk melakukan berbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran
seperti pembelian barang dan jasa, pelunasan hutang, investasi, dan lain-lain.
Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi atas :
- Arti penting uang dalam produksi
Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya
sehingga menerima keuntungan dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya.Bila
keuntungan diperoleh dengan mudah, misal pada masa makmur, jumlah uang yang
ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat.Investasi ini
menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa- jasa
di pasar yang semakin meningkat.
- Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi
Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam
pertukaran merangsang aliran barang-barang dari produsen ke konsumen.
Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah, gaji, ataupun sewa, memudahkan mereka
untuk memenuhi keinginannya dengan menukarkan uang tersebut dengan
barang-barang dan jasa- jasa. Kelancaran daripada sistem pertukaran uang ini
meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan meningkatnya produksi
dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan uang.
- Arti penting uang pada masyarakat
Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa, dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam
menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa.Sehingga setiap orang
puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam
bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan cirri khas dari pada
masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan
masyarakat.
Ciri – ciri uang
a) Dapat Diterima
Umum dan Nilainya Stabil (Acceptability) : Agar suatu barang dapat berfungsi
sebagai uang, maka alat tersebut harus dapat diterima oleh individu dan pihak
pihak atau kelompok yang terlibat dalam transaksi dalam system pertukaran
tersebut.
b) Mudah Dibawa
dan Ditukarkan (Portability) : Kemana pun kita pergi tidak lupa membawa uang
oleh sebab itu uang harus dibentuk sekian rupa sehingga dapat dibawa dan dapat
mudah untuk melakukan transaksi, dalam hal ini uang kertas yang diciptakan
sebagai media tukar sangat mendukung dan cocok untuk maksud tersebut baik dalam
transaksi besar maupun transaksi kecil
c) Tahan Lama Awet
dan Tidak Mudah Ditiru (Durability) : Uang logam atau kertas harus tahan
terhadap aapapun sehingga dapat bertahan lama, dalam tindak kriminal uang
kertas menjadi sasaran tepat untuk meniru atau memperbanyak uang karena gambar
ataupun warnanya dapat ditiru dengan mudah namun uang logam tidak dapat ditiru
sehingga para kriminal hanya meniru uang kertas saja. Dengan sendirinya untuk
menghindari kemungkinan tersebut uang harus dicetak dengan diberi kode kode
tertentu dan dibuat dari bahan khusus yang sulit untuk ditiru.
d) Dapat di Bagi dalam
Unit yang Lebih Kecil ( Devisibility ) : Karena uang dibuat untuk mampu
berfungsi sebagai alat pertukaran dalam unit besar maupun kecil maka uang
tersebut juga harus dapat dibagi bagi dalam kelipatan nominal besar dan kecil
misalnya Rp 100, Rp1000, Rp 10.000 Rp 50 000 Rp 100.000 dan sebagainya.
e) Jumlahnya
Mencukupi untuk Transaksi ( Elasticity of suplay ) : Jumlah uang yang beredar
harus mencukupi kebutuhan dunia usaha/perekonomian agar pertukaran tidak macet,
sehingga otoritas moneter bank central sebagai pencipta uang tunggal harus
mampu melihat perkembangan perekonomian jumlah barang jasa yang dipertukarkan
dan menyediakan jumlah uang yang cukup untuk diedarkan bagi perkembangan
perekonomian tersebut.
Standar adalah
kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri
antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang
akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi
tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan
yang telah dinyatakan. Pada eknomi moneter dikenal dengan yang namanya
standar moneter.Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas
standar nilai uang artinya bahwa uang merupakan alat pembayaran yang sah untuk
melakukan segala transaksi ekonomi. Tanpa uang kita akan kesulitan dalam
bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun
mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Atau didefinisikan
bahwa standar moneter atau monetary standard yaitu
dasar satuan uang dalam sistem moneter yang berfungsi sebagai
alat pembayaran, pengukuran nilai, dan pengendali jumlah uang beredaratau sebagai system
moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan
tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang
beredar (baik logam ataupun kertas), ekspor-impor logam-logam mulia serta
fasilitas bank dalam hubungannya dengan ekspansi demand deposit. Tujuan
penetapan standar juga untuk mengurangi jumlah ekspor impor. Karena dengan
adanya standar tertentu, maka dapat ditentukan barang-barang yang memenuhi
standar saja yang akan di ekspor dan impor. Sehingga barang-barang yang tidak
memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah tidak boleh di impor atau di
ekspor.
Di dalam bukunya Boediono
membahas masalah standar moneter internasional yang maknanya dimana yaitu
sesuatu barang atau mata uang yang diterima oleh mayoritas Negara-negara di
dunia sebagai “mata uang dunia”. Mata uang dunia ini persis seperti halnya mata
uang didalam suatu Negara, harus memenuhi keempat fungsi uang yaitu : sebagai
alat tukar, sebagai pengukur nilai, sebagai alat untuk menyelesaikam utang
piutang dan sebagai alat penyimpan nilai atau penyimpan daya beli. Hanya saja
standar moneter internasional harus diterima, tidak hanya oleh para
warga-negara didalam satu Negara, tetapi oleh para warga Negara dari mayoritas
Negara-negara di dunia. Oleh karena itu pemerintah melalui Bank Sentral
mencetak uang. Bank Sentral merupakan lembaga keuangan yang menjalankan
kebijakan moneter dengan menggunakan berbagai instrument moneter, dengan
bank-bank umum sebagai mediator yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat yang merupakan sasaran kebijakan moneter. Standar moneter pada
hakekatnya bisa dikategorikan menjadi dua golongan yaitu; standar barang
(commodity standard) dan standar kepercayaan (fiat standard).
B. Perkembangan
Sistem Moneter
Dalam sejarah perkembangan sistem moneter, kita jumpai
bahwa masyarakat telah menggunakan standar moneter yang berbeda-beda dari waktu
ke-waktu. Sebelum Perang Dunia I, standar moneter yang diterima yang diterima
oleh mayoritas Negara-negara adalah suatu barang yang disebut emas. Pada waktu
itu, standar emas pula yang digunakan bertransaksi dalam negeri. Oleh sebab
itu, konversi antara mata uang Negara satu dengan mata uang Negara lain
sangatlah mudah, dan nilai tukar antara Negara yang satu dengan yang
lain (antara setiap mata uang dengan barang-barang, yaitu “ tingkat
harga-harga”) menunjukkan kestabilan yang mantab.
Namun setelah Perang Dunia I, emas mulai ditinggalkan
sebagai satu-satunya standar moneter. Sebab utama ditinggalkan emas sebagai
standar moneter dunia bukanlah karena orang-orang dan Negara-negara tidak lagi
percaya pada nilai emas, akan tetapi karena jumlah emas yang tersedia semakin
tidak cukup untuk menunjang transaksi-transaksi nasional maupun internasional
yang semakin meningkat akibat dari pertumbuhan perekonomian dan perdagangan
dunia. Sistem standar emas justru menjadi penghambat pertumbuhan perekonomian
dan perdagangan dunia.Dimana-mana terdapat krisis liquiditas karena tidak
cukupnya alat pembayaran untuk menyangga volume transaksi yang semakin
membesar.Untuk mengatasi krisi tersebut banyak Negara yang mulai meninggalkan
sistem standar emas yang murni dengan jalan membatasi konvertibilitas dari mata
uang kertas mereka sendiri dengan emas.Di dalam negeri, uang kertas tidak lagi
bisa ditukar dengan emas.Cadangan emas hanya mempunyai arti simbolis bagi uang
kertas didalam negeri, meskipun masih tetap merupakan alat pembayaran luar
negeri utama. Ini disebut sistem devisa emas.
Sementara itu, terutama setelah Perang Dunia II,
perdagangan luar negeri antar bangsa-bangsa semakin membesar, dan emas yang
telah dibebaskan sebagai peranannya sebagai standar moneter dalam negeri itupun
ternyata tidak juga cukup persediaannya untuk menyangga volume transaksi
perdagangan dunia. Krisi liquiditas dunia mulai muncul kembali dan
Negara-negara di dunia mulai mencari alternative.Mulai pecah Perang Dunia II
sampai awal tahun ’60 an, mata uang dolar amerika merupakan standar moneter
internasional. Nilainya yang stabil dan peranan yang dominan dari Amerika
Serikat di dalam perekonomian dunia telah membuat dolar sebagai mata uang
yang paling “konvertibal” dan dimana-mana diterima sebagai alat penyelesaian
transaksi antar Negara, terutama sekali setelah berakhirnya Perang Dunia II dan
waktu mana perekonomian dan perdagangan dunia kembali mengalami kemajuan yang
pesat. Dollar shortage atau kelangkaan dollar adalah masalah moneter
internasional waktu itu.
Mulai awal ’60 an, dan terutama setelah perang
Vietnam semakin menghebat pada tahun 1965, keadaan berbalik dari kekurangan
dollar menjadi kelebihan dollar “dollar glut”.Sebabnya adalah membengkaknya
deficit neraca pembayaran Amerika Serikat (pembiayaan perang Vietnam, larinya
modal keluar negeri dan sebagainya), dan laju inflasi yang tinggi dinegara
tersebut membesarnya deficit neraca pembayaran telah mengakibatkan semakin
melimpahnya uang dollar tersebut menjadi “terlalu banyak. Inflasi yang tinggi
dalam negeri Amerika Serikat telah mengakibatkan semakin parahnya deficit
neraca pembayaran itu sendiri dan sekaligus menurunkan
kepercayaan orang luar terhadap dollar atau tidak lagi merupakan
store of value yang baik. Dan memang factor kepercayaan ini sangat menentukan
apakah sesuatu mata uang atau barang bisa tetap bertahan sebagai suatu standar
moneter (didalam negero, dan apalagi in ternasional.Orang mulai enggan memegang
dollar dan posisinya sebagai standar moneterb internasional terus
melemah.Sekali lagi orang beramai-ramai memegang emas, yang ternyata mampu
mepertahankan nilainya di segala zaman.
Ditinggalkan dollar sebagai standar moneter
internasioanal sangat mengacaukan perekonomian dan perdagangan dunia. Masalah
pokoknya adalah selama dollar sebagai stanadar moneter internasional belum ada
gantinya dan masyarakat dunia cenderung kembali kepada standar emas, dan akan
berakibat krisis liquiditas dunia yang sangat parah. Jumlah emas yang tersedia dan
laju pertambahannya dari tahun ke tahun adalah jauh dari pada cukup untuk
menyangga volume atau pertumbuhan perdagangan inter nasional. Kembali ke
standar emas berarti timbul resiko dan mungkin defresi dunia, karena baik laju
pertumbuahan output maupun volume perdagangan dunia akan terhambat oleh adanya
kekurangan alat pembayaran (liquiditas) yang serius.
C. Macam-macam
Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi
dua golongan, yaitu standar barang (commodity standard) dan standar
kepercayaan(fiat standard).
1. Standar
barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem
moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau
perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Jika suatu Negara hanya
memakai satu jenis barang (logam) sebagai standar moneternya maka Negara
tersebut dikatakan menganut “mono metallism standard”, tetapi jika Negara
tersebut memakai dua barang (logam) sebagai standar moneternya maka dikatakan
bahwa Negara tersebut menganut “bimetallism standard”.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu:
A. Standar Emas (the
gold standard)
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di
mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti.Di
samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan
mengekspor emas tanpa batas.
Macam – macam standar emas :
-
The Gold Coin Standar
-
The Gold Bullion Standar
-
The Managed Gold Bullion
Standard
-
The Gold Exchange Standar
Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
a) Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang
didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
b) A chek on
inflation and deflation, artinya dapat
mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi
(penurunan harga secara terus-menerus).
c) Automatic
limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang
kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada
kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
d) Basic of
international money system, artinya
diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena
nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional
serta sebagai alat penukar.
e) Stimulus to
international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan
internasional dan investasi.
f) Uniform
international price system, artinya dapat
membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar
bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga
internasional.
Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila
kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang
hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito
bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk
meninggalkan standar emas ini.
b) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi
pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
c) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut
atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan
terjadi.
d) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan
dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai
uang jatuh.
e) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan
moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri,
tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri
Bagian-bagian standar emas diantaranya:
1) Standar Emas Penuh (Full Gold Standard) : adalah sistem moneter di mana uang emas
sepenuhnya beredar pada masyarakat.
Persyaratan standar emas penuh :
ΓΌ Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat
tertentu emas dan yang beredar uang emas.Ex : 1US$ = 23,22 gram emas murni
ΓΌ Pemerintah bersedia melebur dan menempa
ΓΌ Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter
dengan sejumlah tertentu emas
ΓΌ Adanya kebebasan pengelolaan emas
2) Standar Inti Emas (Gold Bullion Standard) : adalah sistem moneter di mana persediaan
emas yang ada dalam negeri dijadikan sebagai cadangan untuk pembayaran ke luar
negeri dan sebagai jaminan uang kertas yang dikeluarkan.
Persyaratan standard inti emas :
ΓΌ Masyarakat tidak mempunyai hak lagi untuk
menempa mata uang emas,
ΓΌ Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan
uang dengan seberat tertentu emas
ΓΌ Bank sentral bersedia untuk membeli dan menjual
emas dengan harga sesuai undang-undang
ΓΌ Mata uang emas masih beredar dalam masyarakat tetapi
jumlahnya lebih kecil
3) Standard Wissel Emas (Gold Exchange Standard) : adalah sistem moneter di mana uang emas
sudah tidak beredar lagi di masyarakat dan diganti dengan uang kertas tetapi
nilai satu-satuan uang tetap dijamin dengan seberat tertentu emas.
Persyaratan standard wissel emas :
ΓΌ Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan
uang dengan seberat tertentu emas
ΓΌ Bank sentral tidak lagi membeli dan menjual emas
ΓΌ Mata uang emas masih tidak beredar dalam masyarakat
tetapi diganti uang kertas
ΓΌ Emas disimpan oleh Bank Sentral sebagai jaminan uang
beredar, investasi di luar negeri dan disimpan di bank-bank luar negeri, dan
emas dapat ditukar dengan valuta asing.
B. Standar Perak (the
silver standard)
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di
mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan
mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar
perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.
C. Standar Kembar (emas
dan perak).
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua
logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan
tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Besarnya perbandingan mata uang emas dan mata uang
perak ditentukan oleh pemerintah dengan melalui undang-undang. Misalnya saja
undang-undang menetapkan perbandingan antara emas dan perak adalah 1 gram emas
= 10 gram perak (10:1).
Besarnya perbandingan menurut undang-undang tersebut
telang mengalami perubahan-perubahan dalam perbandingan kedua mata uang,
sehingga mata uang yg bernilai tinggi terdesak diantara nilai sistem
peredarannya. Misalnya perbandingan antara emas dan nperak menurut
undang-undang adalah 10:1. Sedangkan di pasar bebas terjadi perubahan harga,
sehingga perbandingan antara emas dan perak menjadi 1 gram emas = 15 gram perak
(15:1). Dengan adanya perubahan harga tersebut orang dapat mengambil untung
dengan cara melebut mata uang emas dan menukarnya dengan mata uang perak,
karena 1 gram emas dia akan memperoleh 15 gram perak. Perak yang diperoleh sebanyak
10 gram dibuat menjadi mata uang perak yang nilainya sama dengan 1 gram mata
uang emas (perbandingan menurut undang-undang). Akibatnya mata uang emas akan
menghilang dari peredaran, karena banyak dilebur untuk ditukar dengan perak.
Sehingga uang yang beredar dalam perekonomian hanya mata uang perak saja.
2. Standar
kepercayaan (fiat standard)
Standar kepercayaan merupakan
sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang,
tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang
sah.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai
berikut.
1) Terlepasnya dari cadangan logam
untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta
memenuhi persyaratan perdagangan.
2) Akibat yang bersifat inflasi dan
deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari,
3) Lebih murah untuk mencetak uang
kertas daripada uang logam.
Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain
sebagai berikut.
1) Tidak
dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan
kredit bank yang berlebihan.
2) Pencetakan uang
adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat(hyperinflation).
3) Dapat
mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat
menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
3. The Managed
Paper Standard
Macam
– macamnya :
1. Fiat Money
Merupakan uang kartal yang
tidak dijamin dengan emas ataupun perak, dibuat oleh pemerintah dan tanpa janji
untuk dapat ditebus.Nilainya tidak dijamin dengan seberat emas atau perak dan
nilai tukarnya tergantung pada kemampuan pemerintah dalam membatasi jumlahnya
agar dapat mengurangi penyusutan yang besar.
2. Inconvertible
Paper Money
Uang kartal yang tidak dapat
ditukarkan (inconvertible). Kelanjutan dari peredarannya dan siap diterimanya
uang ini oleh masyarakat pada masa lalu Karen mempunyai janji untuk membayar
sejumlah tertentu, tetapi tidak dapat ditebus, dan ini tergantung pada 2 faktor
yaitu :
a.
Pemerintahan menguasai cadangan uang
b.
Posisi kredit pemerintah didasarkan pada
besarnya cadangan logam (emas atau perak) dan penggunaannya untuk menebus apa
yang tidak dapat ditebus uang kertas.
Kebaikan dari Managed Money :
a. Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit
mengakibatkan perluasan uang dan kredit untuk memenuhi persyaratan cadangan.
b. Akibat –
akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas yang otomatis dapat dihindari.
c. Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam
Keburukan dari Managed Money :
a. Tidak dikaitkannya dengan sesuatu cadangan logam mengakibatkan pencetakan
uang kertas dan kredit bank yang berlebihan, khususnya pada waktu penerimaan
pajak menurun dan pengeluaran pemerintah menaik (deficit anggaran dibiayai
dengan pencetakan uang dan kredit bank)
b. Karen nilai
tukar valuta asing tidak dijamin dengan suatu logam tertentu akan mengakibatkan
fluktuasi – fluktuasi tertentu didalam harga – harga yang akan menghancurkan
keuangan internasional, perdagangan dan investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar