Milton Friedman adalah ekonom
Amerika.Ia terlahir sebagai anak ke empat dari Sarah Ethel (Landau) dan Jeno
Saul Friedman. Orang tuanya dilahirkan di Carpatho–Ruthenia (Provinsi di
Austria Hongaria, kemudian selama perang menjadi bagian Cekoslowakia dan yang
terakhir menjadi bagian Uni Sovyet).Saat berumur belasan tahun, ayah dan ibu
Milton Friedman beremigrasi ke AS dan bertemu di New York. Ketika Milton
berumur satu tahun, orang tuanya pindah ke Rahway, New Jersey (kurang lebih 20
mil dari New York), ayahnya membuka toko kelontong kecil-kecilan sedangkan
ibunya bekerja sebagai penjahit. Walaupun pendapatan keluarganya kecil, namun
cukup untuk makan dan suasana keluarga sangat mendukung dan kondusif.
Milton Friedman lulus dari Rahway
High School tahun 1928, sesaat sebelum dia merayakan ulang tahunnya yang ke-16.
Ayahnya meninggal pada tahun terakhirnya di SMA, untung dia diberi beasiswa
untuk masuk ke Rudger University dan lulus tahun 1932. Spesialisasinya adalah
matematika, namun ia kemudian menjadi tertarik pada ekonomi. Ada 2 orang yang
sangat berjasa terhadap Milton Friedman yaitu Arthur F. Burn (dosen Rudger yang
sedang menyelesaikan disertasi doktornya di Universitas Colombia) dan Homer
Joness (dosen Universitas Chicago).
Arthur membantu dalam penelitian
di bidang ekonomi dan memberi petunjuk dalam perkembangan kariernya.Sedangkan
Homer Joness memperkenalkan bagaimana mengubah teori ekonomi yang kaku menjadi
menarik dan relevan.Dan atas rekomendasinya, Milton Friedman ditawari beasiswa
di Universitas Chicago. Di Univesritas itulah Milton Friedman bertemu dengan
Jacob Viner, Frank Knight, Henry Schultz, Lloyd Mints, dan Henry Simon, serta
bertemu istrinya yaitu Rose Director dan menikah 6 tahun kemudian.
Selain di Chicago, Milton Friedman
juga kuliah di Columbia. Di sana ia bertemu dengan Harold Hoteling yang
memperkenalkannya pada matematika ekonomi. Ia juga bekerja sebagai staf
peneliti di National Bureau of Economic dengan menjadi asisten Simon Kuznets dalam
penelitian tentang pendapatan professional. Dan hasilnya diwujudkan dalam
bentuk buku berjudul Incomes From Independen Proffesional Practice yang juga
dijadikan Milton Friedman sebagai disertasi doktornya di Universitas Colombia.
Tahun 1941-1943 ia bekerja di
Departemen keuangan di bidang kebijakan pajak. Dan tahun 1943-1945 bekerja di
Universitas Colombia dan mengajar matematika statistik, taktik militer, dan
percobaan meteorologi. Milton Friedman kembali ke Chicago tahun 1946 karena
bagaimanapun ia menganggap Universitas Chicago sebagai rumah intelektualnya dan
mengajar teori ekonomi. Pekerjaan lainnya adalah sebagai penasehat ekonomi
presiden Ricahard Nixon (1968) dan Senator Goldwater (1964). Tahun 1966 ia
mulai menulis kolom tiga mingguan di majalah Newsweek bersama Paul Samuelson
dan Henry Wallich.
Ia mendapat nobel di bidang
ekonomi tanggal 13 Desember 1976 atas perhatiannya terhadap analisis konsumsi,
teori dan sejarah moneter, dan menstabilkan kebijakan yang kompleks. Tahun 1977
ia berhenti sebagai dosen di Universitas Chicago dan bekerja sebagai peneliti
senior di Hoover Institution of Stanford University.
Pada 11 Desember 2006, ekonom
Milton Friedman menemui ajalnya akibat serangan jantung. Dunia pemikiran
ekonomi dan politik berkabung.Mereka kehilangan salah satu putra terbaik
sekaligus paling kontoversial.Milton Friedman disebut-sebut sebagai salah satu
nabinya kaum neoliberal.Nabi lainnya adalah Friedrich August Von Hayek.Sebagai
ekonom, Friedman dikenal sebagai seorang Monetarist dan membangun jaringan
antara inflasi (inflation) dan penawaran uang (money supply).Ia menolak
digunakannnya kebijakan fiskal sebagai alat manajemen permintaan. Ia juga
menolak peran pemerintah dalam manajemen ekonomi. Sebagai seorang monetaris, ia
merupakan penentang utama mazhab ekonomi Keynesian pada tahun 1960an dan awal
tahun 1970an.
Kepakaran Friedman dalam bidang
ekonomi tak ada yang meragukan.Ia disebut-sebut sebagai orang kedua yang paling
berpengaruh sepanjang sejarah ekonomi setelah Adam Smith. Yang lain mengatakan,
setelah John Maynard Keynes, tak ada lagi ekonom yang sanggup mengubah cara
berpikir dan bagaimana menggunakan perangkat ilmu ekonomi selain Friedman.
Puncaknya, pada 1976, ia dianugerahi hadiah nobel ekonomi dari pemerintah
Swedia. Dalam pernyataan ketika mengantar kemenangan Friedman, panitia Nobel
mengatakan, Friedman adalah “salah satu ekonom, komentator politik, dan esais
yang paling berpengaruh pada abad ini.Milton mungkin adalah ekonom yang
diketahui hidup dengan makmur.”
- POKOK-POKOK PEMIKIRAN MILTON FRIEDMAN
Kepakaran Friedman dalam bidang ekonomi tak ada yang
meragukan. Ia disebut-sebut sebagai orang kedua yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah ekonomi setelah Adam Smith. Yang lain mengatakan, setelah
John Maynard Keynes, tak ada lagi ekonom yang sanggup mengubah cara berpikir
dan bagaimana menggunakan perangkat ilmu ekonomi selain Friedman. Puncaknya,
pada 1976, ia dianugerahi hadiah nobel ekonomi dari pemerintah Swedia. Dalam
pernyataan ketika mengantar kemenangan Friedman, panitia Nobel mengatakan,
Friedman adalah “salah satu ekonom, komentator politik, dan esais yang paling
berpengaruh pada abad ini. Milton mungkin adalah ekonom yang diketahui hidup
dengan makmur.”
- Dua tema pokok dalam karya Friedman adalah pentingnya arti uang dan kebebasan.
- Tiga aspek pemikiran Friedman adalah:
a) Study tentang fungsi konsumsi
b) Argumennya tentang kesulitan
dan permasalahan dalam penerapan kebijakan stabilitas
c) Konstribusinya pada
teori dan sejarah moneter
Teori konsumsi sederhana, yang dikemukakan Keynes,
menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi terutama dipengaruhi oleh penghasilan
saat sekarang. Sedangkan menurut Friedman, yang dikemukakan dikenal dengan hipotesa
pendapatan permanen, berpendapat bahwa konsumsi menyesuaikan pengeluaran
mereka dengan ekspektasinya tentang pendapatan selama periode yang lebih lama.
Berlawanan dengan penekanan kebijakan fiscal yang
dilakukan oleh ahli ekonomi Keynesian, Friedman menyatakan bahwa uang dan
kebijakan moneter berperan penting dalam menentukan aktifitas ekonomi.
Argumennya tentang pentingnya arti uang berasal dari teori uang kuantitatif (MV=PQ),
yang berarti bahwa jumlah uang dalam perekonomian (M) dikalikan jumlah waktu
yang digunakan tiap dolar dalam satu tahun untuk membeli barang (V) harus sama
dengan output ekonomi yang terjual tahun itu (PQ).
Friedman berpendapat bahwa kecepatan ini tergantung pada
faktor ekonomi seperti suku bunga dan perkiraan inflasi. Selain itu Friedman
mengakui bahwa daripada membeli barang orang-orang lebih suka memegang uang
karena alas an lain yaitu karena keamanan atau karena mereka berpikir bahwa
harga persedian dan harga aset-aset yang lain mungkin akn turun. Namun studi
empiris yang dilakukan Friedman menemukan bahwa faktor-faktor ekonomi ini hanya
berdampak kecil pada keceptan dan dampaknya ini cenderung menurun dari waktu ke
waktu. Karena kecepatan uang relative stabil, maka jumlah uanglah yang terutama
berdampak pada tingkat aktivitas ekonomi.
Friedman menyatakan bahwa ketika mungkin uang berpengaruh
pada aktivitas ekonomi dalam jangka pendek, dalam jangka panjang uang bisa
nertal dan bisa tidak memiliki dampak ekonomis.
Ketika ahli ekonomi secara tradisional membedakan inflasi
karana dorongan biaya dengan inflasi karena dorongan permintaan, Friedman
justru menyatakan bahwa semua inflasi berasal dari terlalu banyaknya permintaan
barang ketika terlalu banyak uang yang diciptakan.
Karena inflasi menurut Friedman adalah semata-mata
fenomena moneter, satu-satunya solusi masalah inflasi adalah harus
mengendalikan pertumbuhan persediaan uang.
Friedman menunjukan bahwa otoritas moneter dapat
menciptakan depresi, inflasi dan hasil-hasil ekonomi yang tidak diharapkan
melalui kesalahan mereka dalam mengelola persediaan uang.
Menurut Friedman, karena bank sentral tidak dapat
dipercaya untuk mengambil kebijakan yang tepat, maka bank sentral seharusnya
dipaksa mengikuti aturan moneter daripada dibiarkan melakukan mismanajemen
dalam persediaan uang.
Kebijakan moneter sering salah, kata Friedman, karena
penjangnya variable penundaan atau kelambanan atar masalah ekonomi saat ini dan
ketika perubahan dalam persediaan uang akan mempengaruhai persediaan uang.
Frieaman mengidentifikasi ketiga penundaan tersebut.
Friedman menyatakan bahwa otoritas moneter terlalu
dipengaruhi oleh otoritas fiskal dan Departemen Keuangan Negara.
Ketidakberhasilan ajaran-ajaran
Keynes dlm memecahkan masalah2 yg dihadapi melahirkan suatu aliran baru yg
disebut “aliran Monetaris” yg mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi
kemelut ekonomi.Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk
menggambarkan berbagai studi dibidang ekonomi moneter & kebijaksanaan
moneter.
Penekanan pokok pandangan monetaris terletak pada stok uang.
Menurut Friedman, perubahan dlm jum lah uang beredar sgt besar pengaruhnya
terhadap :
1. Tingkat inflasi dlm jangka panjang
2. Perilaku GNP ril dlm jangka panjang
Friedman menyimpulkan secara umum laju pertum-buhan uang yg
tinggi menyebabkan terjadinya booms & inflasi.Sementara itu, penurunan dlm
laju pertum-buhan uang dapat menimbulkan resesi & kadang-kadang bahkan juga
deflasi.
Aliran Monetaris sangat menarik untuk di bahas karena inti
pokok pandangan golongan monetaris membahas tentang :
1. Sebab terjadinya perubahan
pendapatan nasional
Sebab-sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional menurut Friedman
bersumber semata-mata pada tingkat permintaan uang, dimana volume permintaan
uang ini tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam masyarakat. Oleh sebab
itu menurut Friedman, sebab yang paling penting adalah untuk menguasai volume
uang dalam peredaran.Sebab jumlah uang itu yang mempengaruhi jumlah pengeluaran
secara menyeluruh. Hal ini satu sama lain akan berdampak pada pertumbuhan dan
kestabilan ekonomi.
Sementara itu juga diakui, monopoli dan oligopoli dalam
persaingan. Akan tetapi adanya monopoli dan oligopoli tidak begitu besar bobot
penagruhnya terhadap proses kegiatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Selama jumlah pasok uang dapat dikuasai, akhirnya dalam perkembangan waktu
tingkat harga dan keadaan ekonomi menjadi stabil dan maju.
2. Kebijaksanaan moneter
Menurut pemikiran Keynes, kebijaksanaan ekonomi yang harus
dilakukan pemerintah adalah kebijaksanaan fiskal yang anti siklus.Golongan
monetaris mengalihkan perhatian dari kebijaksanaan fiskal ke kebijaksanaan
moneter.Upaya untuk menanggulangi goncangan-goncangan kegiatan ekonomi
dilakukan dengan melakukan kebijaksanaan moneter dengan menguasai
pasok/penawaran uang. Diakui dalam suatu masa transisi akan terjadi goncangan
harga. Tetapi setelah beberapa waktu berlalu harga itu akan memncerminkan gerak
perkembangan yang ada sangkut pautnya dengan pengadaan jumlah uang. Selama
pasok uang dapat dikuasai maka pada waktunya kestabilan harga juga akan
terpelihara. Pasok uang harus dikuasai dalam arti tingkat-tingkat
pertambahannya harus dikendalikan sesuai dengan bertambahnya kebutuhna dunia
usaha.
3. Pasok uang harus mencerminkan
kebutuhan dunia usaha
Pasok uang harus dikuasai dalam arti bahwa tingkat
tambahannya harus dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.Golongan
monetaris berpendapat bahwa selain di bidang moneter melalui pengelolaan pasok
uang oleh otoritas moneter (Bank Sentral), pemerintah tidak boleh berintervensi
secara aktif melalui kebijaksanaan ekonomi (kembali pada persainagn bebas).”(
blogspot.com/2011/01/aliran-monetaris.html)
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas,
memiliki implikasi kebijakan yang penting , yaitu :
1. Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang
beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas makroekonomi, dan bukan
kebijakan makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan
jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
2. Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki
pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil
maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy)
bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.
Teori
permintaan uang Friedman ini dikenal dengan “Restatememt of Quantity Theory”
(penegasan kembali teori kuantitas).Friedman menyatakan bahwa uang pada
prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan uang tergantung
pada tiga hal yaitu : (a) total kekayaan yang dimiliki, dalam segala bentuk
kekayaan ini merupakan kendala anggaran (Budget Constraint), (b) harga dan
keuntungan (Return), dari masing-masing bentuk kekayaan, dan (c) selera dan
preferensi pemilik kekayaan.
Analisis
Friedman bertitik tolak pada keuntungan marginal dari proses substitusi antar
bentuk kekayaan seperti uang, obligasi, saham, surat berharga dan bentuk
kekayaan lainnya. Dalam defenisinya yang paling luas kekayaan seseorang adalah
seluruh sumber pendapatan atau jasa yang dapat dikonsumsi.Dari sudut pandang
ini maka tingkat bunga menunjukkan suatu hubungan antara jumlah kekayaan dengan
pendapatan. Dimana seseorang yang mempunyai kekayaan akan selalu berusaha untuk
memilih bentuk-bentuk kekayaan sehingga mencapai kepuasan maksimum. Hal ini
dapat dicapai apabila tingkat substitusi antara satu bentuk kekayaan dengan
kekayaan lain sama.
Friedman
melakukan beberapa penyederhanaan dalam perumusan fungsi permintaan uang. Dia
menganggap bahwa pemilik kekayaan bisa memilih lima bentuk kekayaan untuk dipegang
:
a. Uang tunai (M)
Hasil
/ imbalan (return) untuk aktiva yang dipegang dalam bentuk uang tunai dapat
berupa uang pula, misalnya bila uang disimpan dalam bentuk tabungan atau
rekening giro. Uang tunai merupakan alat untuk menyimpan daya beli (store of
Value) yang paling luwes dan alat untuk mempermudah tukar menukar (means of
exchange) yang paling efektif.
b. Obligasi (B)
Hasil
yang diperoleh dari aktiva dalam bentuk obligasi adalah pendapatan bunga
(interest income) dan keuntungan kapital (capital gain).Interest income adalah
hasil/imbalan yang diperoleh oleh pemegang obligasi setiap periode tertentu
(setiap bulan atau tahun), yang jumlahnya tetap dan dicantumkan dalam
obligasi.Dan besarnya hasil ini ditentukan oleh tingkat bunga yang berlaku (R).
Sedangkan capital gain adalaha keuntungan (atau kerugia) yang bersu,ber dari
naik turunnya harga pasar obligasi. Besar kecilnya capital gain ditentukan oleh
perubahan tingkat bunga dari waktu ke waktu.Jika tingkat bunga (R) naik, maka
harga obligasi turun dan jika tingkat bunga turun, maka harga obligasi naik.
c. Saham – Saham atau equitas (E)
Hasil
yang diperoleh dari saham atau Equitas, dianggap oleh Friedman serupa dengan
hasil dari obligasi, hanya saja diasumsikan bahwa hasil (dalalm satuan uang)
untuk saham dipengaruhi jugu oleh perubahan tingkat harga.
d. Barang – barang fisik bukan manusia (G)
Hasil
yang diperoleh dari aktiva fisik (G) ternyata merupakan kebalikan dari hasil
uang tunai.apabila harga – harga naik, maka hasil yang diperoleh dari uang
tunai turun, tetapi hasil dari aktiva fisik (G) naik.Sebaliknya bila harga –
harga turun, haisl yang diperoleh dari aktiva uang tunai (M) naik, sedangkan
hasil dari aktiva fisik (G) turun. Jadi hasil yang diperoleh dari uang tunai
(M) maupun hasil dari aktiva fisik (G) dipengaruhi oleh presentase perubahan
harga
e. Kekayaan Manusiawi / Human Capital (H)
Semakin
besar aktiva manusiawi (H) yang dipegang relatif terhadap aktiva – aktiva lain,
maka akan semakin besar permintaan uang tunai orang tersebut. Karena aktiva
manusiawi tidak bisa diperjualbelikan seluwes aktiva – aktiva lain. Untuk
mengimbangi kekurangan fleksibilitas dari struktur aktiva yang dipegangnya, ia
akan cebdrunng memilih memegang lebih banyak uang tunai (M) daripada aktiva –
aktiva lain.
Banyak
perbedaan pandangan antara kubu Keynesian dan monetaris dalam melihat
gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat kubu Keynesian
percaya bahwa perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat
output rendah (low level equilibrium). Ini terjadi karena pengeluaran agregat
cenderung lebih kecil dari penerimaan agregat dan kurang ampuhnya
mekanisme.pasar dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan,
terutama tingkat harga-harga dan tingkat upah. Hal ini bisa terjadi karena
adanya kekuatan serikat buruh dan praktek-praktek oligopolistik dari pihak
perusahaan-perusahaan.
Kaum monetaris tidak percaya pda teori
Keynesian yang mengatakan bahwa perekonomian cenderung berada pada keseimbangan
tingkat output rendah disebabkan kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk
membawa pasar kembali pada posisi keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh.
Dalam hal ini kubu monetaris mengritik bahwa ada kekuatan-kekuatan pasar yang
tidak diikutkan dalam model yang dikembangkan Kubu Keynesian. Dua di antara
kekuatan-kekuatan tersebut adalah turunnya suku bunga akan mendorong investasi
dan turunnya tingkat harga akan mendorong konsumsi melalui apa yang disebut
Pigoileffect. Bagi kubu monetanis perekonomian cenderung berada dalam posisi
keseimbangan, di mana sumber daya digunakan penuh.
Karena perbedaan cara pandang di atas, maka
implikasi kebijaksanaan dan kedua kubu tersebut juga berbeda. Misa1nya dalam
usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dalam mengatasi pengangguran,
kub Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan fiskal yang bersifat
ekspansif.Sebaliknya kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang
kontraktif. Intenvensi pemerintah untuk meningkatkan output dengan menggunakan
kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman Misalnya ada usaha untuk
meningkatkan output dengan menurunkan pajak. Menurut Keynesian langkah ini akan
meningkatkan output. Dalam ”Bahasa” kurva IS-LM yang dikembangkan Keynesian,
hal ini tenjadi kanena penurunan dalam pajak akan mendorong kurva IS bergerak
ke kanan. Tetapi menurut kaum mouetaris hal seperti ini tidak akan terjadi,
sebab dalam perekonomian yang sudah memanfaatkan sumber daya secara penuh maka
kurva LM berbentuk tegak lurus, dan dampak dan pergeseran kurva IS tidak akan
memberi pengaruh pada output (crowding-out effect).
Antara
kubu Keynesian dan monetris juga berbeda dalam melihac penyebab terjadinya
fluktuasi ekonomi.Menunut kubu Keynesian tluktuasi ekonomi terjadi karena
tenjadinya perubahan dalam faktor-faktor yang menentukan pendapaian nasional
seperti pengeluaran pemerintah, investasj dan konsumsi masyaraicat.Sebaliknya
menurut kubu monetaris fluktuasi ekonomi terjadi karena terjadinya
pelonjakan-pelonjakan dalam jumlah uang beredar disebabkan adanya
kebijaksanaan-kebijaksanan yang bersifat ekspansif dari pemerintah. Pendapat
ini mengikuti pendapat pakar-pakar terdahulu seperti R.G. Hawxrey, F:A. Nayek
dan Knut Wicksell, yang yakin bahwa terjadinya fluktuasi karena dipicu oleh
faktor-faktor moneter, yang cenderung berakibat kumulatif dalam jangka panjang.
Dalam buku: A Pvlonetaiy History of the United
States, 1867- 1960 yang ditulis oleh Friedman bersama-sama dengan Anna
Schwartz, mereka menjelaskan kaitan yang sangat erat antara perubahan dalam
jumlah uang dengan perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi.
Mereka
menyimpulkan bahwa fluktuasi dalam jumlah uang sebagai penyebab fluktuasi dalam
pendapatan nasional. Untuk mendukung argumen tersebut mereka menggunakan kasus
depresi besar-besaran yang terjadi tahun 30-an. Menurut Friedman dan Anna
Schwartz, hal ini berlangsung kanena terjadinya crash pasar modal tahun 1929
dan faktor-faktor lain yang diasosiasikan dengan berkurangnya aktivitas ekonomi
tahun 20-an yang menyebabkan berkurangnya minat orang memegang surat-surat
berharga, dan lebih menyukai memegang uang tunai. Tetapi sistem perbankan waktu
itu tidäk bisa memenuhi permintaan akan uang tunai secara sekaligus dalam
jumlah banyak dari masyarakat. Bank-bank (yang waktu itu jumlahnya hampir 2000
buah di seluruh Amerika Serikat) terpaksa menutup kantor. Sebagai
konsekuensinya maka jumlah uang beredar anjlok.Tahun 1933 jumlah uang beredar
diperkirakan 35 persen lebih rendah dari jumlah uang tahun 1929.Dengan alasan
di atas kaum monetaris menyimpulkan bahwa fluktuasi dalam jumlah uang
beredarlah yang menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi, dan bukan sebaliknya
sebagaimana yang dianut kubu Keynesian.
Kaum
Keynesian percaya bahwa memang ada kaitan yang sangat erat antara jumlah uang
beredar dengan fluktuasi ekonomi.Tetapi bagi mereka bukan keadaan moneter yang
mempengaruhi fluktuasi, melainkan fluktuasi ekonomi yang mempengaruhi jumlah
uang beredar.Bagi kubu Keynesian fluktuasi terjadi karena berubahnya
faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran agregat, dan kebijaksanaan yang
paling ampuh untuk meredakan fluktuasi tersebut adalah melalui kebijaksanaan
counter-cyclical dengan lebih banyak menggunakan kebijaksanaan fiskal.
Kubu
monetaris paling tidak suka dengan penggunaan kebijaksanaan fiskal untuk
menstabilkan perekonomian.Alasannya, adalah sangat sulit mengimbangi setiap
ayunan siklus ekonomi karena adanya faktor waktu (lag). Lebih lanjut Friedman
mengatakan:
“There
is likely to be a lag between the need for action and government recognition of
the need; a further lag between recognition of the need for action and the
taking of action; and a stilifurther lag between the action and its effects”.
Karena
alasan di atas maka tidak heran jika kubu monetaris lebih jauh bahkan sangat
meragukan keampuhan analisis dan studi neo-keynesian yang sering menggunakan
model ekonometri skala besar.Sebab, dalam model-model skala besar tersebut
tenggang waktu (time-lag) kurang diperhatikan. Karena danya tenggang waktu
antara pembuatan model dan proses analisis dengan waktu mengaplikasikan, maka
kebijaksanaan yang diambil bisa jadi sudah ketinggalan kereta. Mereka percaya
dampak dan kebijaksanaan yang sudah ketinggalan tersebut bisa berakibat fatal
bagi pembangunan.
Sebagai
akibat dari perbedaan dalam melihat perekonomian secara agregat-agregat, maka
antara kubu monetaris dan kubu Keynesian juga sangat berbeda dalam penggunaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi. Kenyataannya pada tahun 70-an dan 80-an
terjadi debat panjang yang sangat panas antara kubu monetaris (diwakili
Friedman) dengan pihak non-monetaris (termasuk kubu Keynesian, Franco
Modigliani dan James Tobin) tentang kebijaksanaan yang sebaiknya ditempuh dalam
menghadapi berbagai masalah ekonomi, seperti pengangguran dan inflasi.
Misalnya
dalam menghadapi inflasi, terdapat perbedaan yang sangat tajam antara Keynesian
dengan monetanis.Sebagaimana pernah dijelaskan sebelumnya, kubu Keynesian
mennganggap inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu besar.Dengan
demikian kebijaksanaan yang ditawarkan kubu Keynesian ialah dengan mengurangi
jumlah pengeluaran agregat itu sendiei.Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi
pengeluaran pemerintah atau dengan meningkatkan pajak.Kebijaksanaan moneter pun
juga bisa dilakukan, yaitu dengan kebijaksanaan uang ketat.Kubu Keynesian tidak
melihat konflik antara kebijaksanaan fiskal dan moneter.Keduanya di anggap
sebagai komplemen.Bagaimanan, dalam praktek kaum Keynesian lebih sering
menggunakan bijaksanaan fiskal, dengan alasan kebijaksanaan ini jauh lebih
ampuh dalam menghadapi resesi.
Sebaliknya
kubu monetaris menganggap inflasi terjadi karena jumlah uang beredar terlalu
banyak. Jika jumlah uang beredar terlalu banyak harga-harga akan naik. Dengan
demikian cara yang dianjurkan kaum monetaris dalam menghadapi inflasi ialah
dengan mengurangi jumlah uang yang beredar itu sendiri.
Kebalikan
dari kubu Keynesian yang lebih menyukai kebijaksanaan fiskal, kubu monetaris
lebih suka menggunakan kebianaan moneter, sebab dampaknya lebih jelas dari pada
kebiasaan fiskal. Anggapan ini didasarkan pada kepercayaan bahwa perubahan
dalam jumlah uang beredar akan menyebabkan ahan yang besar pula dalam tingkat
suku bunga, yang pada nya akan menyebabkan perubahan yang besar dalam
pendapatan nasional. Ini jelas terbalik dengan anggapan kaum Keynesian yang
melihat perubahan dalam jumlah uang beredar tidak begitu mempengaruhi tingkat
suku bunga sehingga dampaknya terhadap pengeluaran agregat juga kecil.
Kaum
monetaris yang sangat memperhatikan agar jumlah uang yang beredai jangan
bertambah terlalu cepat dari yang seharusnya, jelas menyalahkan kebijaksanaan
fiskal yang ekspansif selama tahun 60-an, yang dianggap sebagai pangkal bala
terjadinya kesulitan-kesulitan ekonomi di kemudian hari. Bagi kaum monetaris,
melakukan pengeluaran pemerintah secara berlebihan tidak akan menguntungkan,
justru dapat membawa kerugian. Yang jelas, jika inflasi terlalu tinggi
perekonomian bisa macet.Bagi kaum monetaris inflasi dianggap sebagai musuh
utama yang perlu diberantas sesegera mungkin.Kalau inflasi sudah reda,
pemerintah harus membiarkan perekonomian menemukan sendiri laju pertumbuhannya
yang normal.
Dari
uraian di atas jelas bahwa kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter
dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi dibanding kebijaksanaan fiskal.Bagaimanapun,
dalam hal ini perlu dicatat bahwa kebijaksanaan moneter yang dianjurkan kubu
monetaris adalah kebijaksanaan moneter yang sifatnya netral dan berorientasi ke
arah pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Perbedaan di atas menyebabkan
perkedaan selanjutnya ntara kubu Keynesian dengan kubu monetaris, di mana kalau
kebijaksanaan yang dilakukan aliran Keynesian lebih sering bersifat ekspansif,
sebaliknya kebijaksanaan yang digunakan oleh aliran monetaris cenderung
kontraktif dan lebih konservatif. Dalam hal ini kubu monetaris lebih suka
menaikkan laju pertumbuhan uang secara pelan-pelan tetapi konstan, sesuai
dengan hukum pertumbuhan jumlah uang konstan (constant money growth rule).Kalau
kubu Keynesian percaya bahwa pemerintah sebaiknya memegang peran utama dalam
mengarahkan jalannya perekonomian lewat kebijaksanaan counter-cyclical dengan
melakukan, fine-tunning, sebaliknya bagi kaum monetaris peran pemerintah harus
dibatasi demi kelancaran jalannya perekonomian secara keseluruhan.
Perbedaan
lain antara kubu monetaris dengan kubu Keynesian adalah mengenai jangka waktu
analisis. Kubu Keynesian tidak terlalu memperhatikan analisis jangka panjang
(sebab, seperti kata Keynes, dalam jangka panjang kita semua akan mati !).
Tidak demikian halnya dengan kubu monetaris yang diwakili Friedman.Bagi
Friedman dampak jangka panjang dari berbagai kebijaksanaan ekonomi harus
diperhatikan untuk mengetahui kekuatan pasar.
Kelompok
monetaris percaya bahwa kebijaksanaan peningkatan jumlah uang dalam jangka
pendek berpenganuh terhadap output riil. Dalam bahasa kurva IS-LM yang
dikembangkan kubu neo-Keynesian, kenaikan dalam jumlah uang akan menggeser baik
kurva LM maupun kurva IS ke kanan, yang berarti peningkatan dalam jumlah
output. Tetapi gejala seperti ini hanya berlangsung dalam jangka pendek. Dalam
jangka panjang perubahan dalam jumlah uang hanya menyebabkan harga-harga naik,
sedang output riil maupun jumlah kesempatan kerja tidak akan bertambah. Dengan
demikian kebijaksanaan moneter yang terlalu ekspansif tidak disukai kubu monetaris.Dalam
hal ini belum diperhitungkan dampak negatif yang mungkin timbul, di mana
kenaikan harga-harga dapat mengakibatkan semakin berkurangnya kesejahteraan
golongan-golongan masyarakat tertentu, terutama mereka yang berpenghasilan
tetap (seperti pegawai negeri).
Dengan alasan yang sama maka Friedman tidak
suka mempromosikan full-employment dengan kebijaksanaan uang mudah (easy money
policy), dan juga tidak senang menghindari inflasi dengan menggunakan
kebijaksanaan uang ketat (tight money policy). Sebab dampak jangka panjang dari
kedua kebijaksanaan tersebut bisa saja berlawanan dengan yang diharapkan untuk
jangka pendek.
Kecaman lain dan kubu monetaris terhadap kubu
Keynesian ialah bahwa dalam analisis IS-LM nya kubu Keynesian sama kali
mengabaikan pasar tenaga kerja. Oleh Friedman dan kawan-kawan pasar tenaga
kerja kembali diperhatikan.Hal ini secara tidak langsung telah membuka
cakrawala baru dalam pengembangan teori-teori ekonomi, sebab teori-teori
tentang ekonomi sumber daya manusia semakin berkembang sesudah itu.
4. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ALIRAN MONETARIS
KELEMAHAN:
- Menurut pandangan Keynesian, kebijakan moneter mungkin sangat tidak efektif. Beberapa kekurangannya berasal dari asimetri kebijakan tersebut, perubahan dalam kecepatan (yang dapat menggagalkan kebijakan), dan ketidakpastian dari investasi yang diambil (terutama jika bukan bunga sensitif).
- Kekurangan utama dari kebijakan moneter adalah asimetri. Yaitu, suatu kebijakan uang ketat adalah sangat efektif guna mencegah pinjaman baru karena kelebihan cadangan dikurangi, namun kebijakan yang mudah sepertinya menjadi tidak efektif karena tambahan kelebihan cadangan tidak akan dipinjamkan ke luar oleh bank karena takut akan potensi kebangkrutan dari para peminjam selama masa resesi. Dengan demikian, disarankan untuk tidak menggunakan kebijakan moneter, malah menggunakan kebijakan fiskal.
- Kebijakan moneter
mungkin digunakan baik untuk mengendalikan persediaan uang maupun tingkat suku
bunga. Tetapi, keduanya tidak dapat dikendalikan pada waktu yang
sama. Dengan demikian hal tersebut menjadi dilema.
KELEBIHAN
:
- Kaum monetaris mengatakan bahwa perekonomian cenderung berada pada keseimbangan tingkat output rendah yang disebabkan kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk membawa pasar kembali pada posisi keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh.
- Kaum monetaris menyatakan bahwa turunnya suku bunga akan mendorong investasi dan turunnya tingkat harga akan mendorong konsumsi melalui Pigou effect. Bagi kubu monetaris perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan, dimana sumber daya digunakan penuh.
- Dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dalam mengatasi pengangguran, kaum monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang kontraktif. Intervensi pemerintah untuk meningkatkan output dengan menggunakan kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman. Misalnya ada usaha untuk meningkatkan output dengan menurunkan pajak.
- Kaum
monetaris, terutama Friedman, dinilai sangat berjasa meluruskan falsafah
liberal kaum klasik kembali sebagaimana yang diajarkan oleh Adam Smith.
Argumentasi Friedman untuk menyokong ajaran klasik tersebut ialah bahwa benefit
yang diterima dari kebijaksanaan laissez faire jauh lebih besar dari benefit
yang ditrerima lewat terlalu banyaknya campur tangan pemerintah. Dengan
anggapan seperti ini pakar-pakar ekenomi masa sekarang berusaha mengembalikan
orientasi analisis pada ajaran klasik, baik mengenai asumsi yang dipergunakan,
struktur model yang disusun, metodologi yang dipergunakan, memandang arti
penting uang dalam ekonomi, maupun dalam memilih kebijaksanaan ekonomi yang hendak
dijalankan.
KESIMPULAN
:
Kaum
monetaris, terutama Friedman, sangat berjasa dalam menekankan arti penting laju
pertumbuhan uang terhadap aktivitas-aktivitas ekonomi: Dilihat dari upayanya
tersebut ia dapat dianggap sangat berhasil. Sebab, sebagaimana diucapkan oleh
pakar ekonomi makro Franco Modigliani: We are all monetarists now, dalam artian
bahwa hampir semua pakar ekonomi masa sekarang percaya akan arti penting laju
pertumbuhan stok uang dalam perekonomian.
Secara
keseluruhan harus diakui bahwa pengaruh pandangan Friedman dalam kebijaksanaan
ekonomi sangat besar.Hal ini dapat dilihat dan diadopsinya kebijaksanaan
moneter barn oleh pemerintah Amerika Serikat (the Fed’s) tahun 1979.Friedman
sangat anti dengan peran pemerintah yang kelewat besar dalam perekonomian.Jika
penerimaan pemerintah terlalu besar maka otomatis pengeluarannya juga harus
besar, padahal banyak program-program pemerintah dinilai tidak efektif dalam
mencapai sasaran. Pengaruh pandangan Friedman di atas dapat dilihat dari
program pemotongan pajak yang dilakukan pemerintahan Reagan tahun 1981.
Pengaruh
pandangan Friedman juga dirasakan di Indonesia, terlihat dari kebijaksanaan
deregulasi dan debirokratisasi, yang pada intinya mengurangi cengkeraman
pernerintah yang kelewat besar dalam pérekonomian Indonesia. Begitu jüga dalam
menghadapi inflasi tahun 1993 dan tahun 1994, pemerintan juga terlihat berusaha
mati-matian menekan laju inflasi di bawah dua digit, sebab para pakar ekonomi
di Indonesia, dan juga kaum praktisi, telah mengetahui dampak negatif yang
sangat besar dan keadaan inflasi, yang secara sangat vokal disuarakan oleh
Milton Friedman dan kubu monetaris.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar