A. Pendahuluan
Post
Keynesian Istilah ini pertama kali digunakan untuk merujuk ke sekolah yang berbeda
pemikiran ekonomi dengan Eichner dan Kregel (1975) dan pembentukan Journal
of Post Keynesian Economics pada tahun 1978.. Sebelum tahun 1975, dan
kadang-kadang dalam beberapa bekerja lebih, Post Keynesian hanya bisa
berarti ekonomi dilakukan setelah tahun 1936, tanggal Keynes Teori Umum . Post ekonom Keynesian
bersatu dalam mempertahankan itu teori Keynes serius disalahpahami oleh dua
lainnya Keynesian pokok sekolah: ekonomi neo-Keynesian yang ortodoks pada
1950-an dan 60-an – dan dengan ekonomi Keynesian Baru , yang bersama-sama
dengan berbagai untai ekonomi neoklasik telah dominan dalam arus
utama ekonomi makro sejak 1980-an. Post Keynesian economics can be seen as an
attempt to rebuild economic theory in the light of Keynes’s ideas and insights.
Post Keynesian ekonomi dapat dilihat sebagai upaya untuk membangun kembali
teori ekonomi dalam terang ide-ide Keynes dan wawasan. Namun bahkan pada awal
tahun Post Keynesian seperti Joan Robinson berusaha untuk menjauhkan
diri dari Keynes sendiri dan banyak saat ini pikiran Post Keynesian tidak dapat
ditemukan pada Keynes. Beberapa Keynesian Post mengambil pandangan yang lebih
progresif dari Keynes dengan penekanan lebih besar pada kebijakan pekerja ramah
dan re-distribusi. Robinson, Paul Davidson dan Hyman Minsky adalah penting untuk
menekankan dampak terhadap perekonomian dari perbedaan praktis antara berbagai
jenis investasi yang berbeda dengan Keynes abstrak pengobatan lebih.
Landasan teoritis ekonomi Keynesian
Post prinsip permintaan efektif, bahwa permintaan masalah dalam jangka panjang
serta jangka pendek, sehingga ekonomi pasar yang kompetitif atau otomatis tidak
memiliki kecenderungan alami terhadap pekerjaan penuh . Berlawanan dengan
pandangan ekonom Keynesian Baru bekerja dalam tradisi neo-klasik, Post
Keynesian tidak menerima bahwa dasar teori kegagalan pasar untuk menyediakan
lapangan kerja penuh harga kaku atau lengket atau upah. Post Keynesians
typically reject the IS/LM model of John Hicks , Post Keynesian biasanya menolak IS / LM dari John Hicks , yang sangat berpengaruh dalam ekonomi
neo-Keynesian.
Kontribusi positif dari ekonomi
Keynesian Post telah melampaui teori kerja agregat untuk teori distribusi
pendapatan, pertumbuhan, perdagangan dan pembangunan di yang menuntut memainkan
peran kunci, sedangkan pada ekonomi neoklasik ini ditentukan oleh kekuatan
ekuilibrium umum. Di bidang teori moneter, ekonom Keynesian Post adalah di
antara yang pertama untuk menekankan bahwa jumlah uang beredar menanggapi
permintaan kredit bank, sehingga bank sentral dapat memilih jumlah uang
atau suku bunga tapi tidak keduanya pada saat yang sama. Dalam bidang keuangan,
Hyman Minsky mengajukan teori krisis keuangan berdasarkan kerapuhan keuangan,
yang baru-baru ini mendapat perhatian diperbaharui.
Ada beberapa helai untuk teori Post
Keynesian dengan penekanan yang berbeda. Joan Robinson regarded Michal Kalecki’s Teman-teori Kalecki
didasarkan pada pembagian kelas antara pekerja dan kapitalis dan persaingan
tidak sempurna. Dia juga memimpin kritik dari penggunaan fungsi produksi
agregat berdasarkan modal homogen – yang kontroversi modal Cambridge – argumen tapi
tidak. pertempuran menang Sebagian besar Nicholas Kaldor karya ‘didasarkan pada ide-ide untuk meningkatkan
kembali ke skala, ketergantungan lintasan, dan perbedaan utama antara
sektor-sektor primer dan industri. Paul Davidson berikut Keynes erat
dalam menempatkan waktu dan ketidakpastian di pusat teori, dari yang mengalir
sifat uang dan ekonomi moneter. Moneter sirkuit teori , awalnya dikembangkan di benua Eropa, menempatkan
penekanan khusus pada peran khas dari uang sebagai alat pembayaran. Each of
these strands continues to see further development by later generations of
economists, although the school of thought has been marginalized within the
academic profession. Masing-masing untaian terus melihat perkembangan lebih
lanjut oleh generasi
The General Theory of Employment,
Interest, and Money adalah karya tulis Keynes yang paling terkenal. Buku
ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi
tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan
neo-klasik. Dalam bukunya, Keynes menerangkan bahwa pemerintah harus melakukan
campur tangan dalam mengendalikan perekonomian nasional dengan
kebijakan-kebijakan secara aktif sehingga mempengaruhi gerak perekonomian.
Pandangan-pandangan Keynes
terus diperbarui dan dikembangkan oleh pendukung-pendukungnya, baik dari
golongan Neo-keynesian maupun Post Keynesian. Penerus ajaran
Keynes banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan
usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menerangkan dan
mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
Aliran ini juga mencoba untuk
mencari solusi atas kegagalan dari ekonomi liberal yang mengusung asas laissez-faire
yang beranggapan pasar dan sektor swasta akan mencapai optimal tanpa campur
tangan pemerintah. Pandangan-pandangan mereka disebut Keynesian karena
teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapat Keynes.[1][2] Adapun
tokoh Keynesian yang dibahas dalam makalah ini adalah Simon Kuznets dan
Paul Samuelson beserta corak pemikiran ekonomi aliran Keynesian.
B.
Pembahasan
1. Corak Pemikiran Ekonomi Aliran Keynesian
Aliran Keynesian pada masanya
menekankan pembahasan tentang teori fluktuasi ekonomi, menganalisis hal-hal
yang dapat menyebabkan perekonomian menjauh dari posisi keseimbangan sehingga
tidak stabil, dan yang lebih penting adalah apa tindakan dan kebijakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut
agar menjadi lebih stabil, serta peduli terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbeda
dengan pada masa pemikiran aliran Klasik, masalah fluktuasi ekonomi hanya
dibicarakan selintas saja hal ini dikarenakan sudah begitu melekatnya
kepercayaan orang pada pendapat Klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan
selalu menuju pada suatu keseimbangan.
Selanjutnya, pendekatan
pemikiran-pemikiran terdahulu terhadap teori pertumbuhan misalnya Klasik dan
Neo-klasik kurang memperhatikan soal pertumbuhan, sebab mereka lebih terfokus
pada hal-hal yang bersifat mikro.
a.
Teori Fluktuasi Ekonomi
Pada masa sebelumnya masalah fluktuasi atau siklus
ekonomi telah dibicarakan oleh Ricardo dan Struat Mill. Namun, pembahasannya hanya
dilakukan secara selintas. Bagi kaum Keynesian fluktuasi ekonomi
terjadi karena dua penyebab yaitu; Pertama, terjadinya
perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi.
Sebagai contoh, depresi besar-besaran pada tahun 1930-an terjadi karena naik
turunnya jumlah investasi dan pengeluaran konsumsi.
Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi investasi
dan pendapatan. Misalnya, terjadi kenaikan money supply dan
kurangnya money demand maka tingkat bunga akan menurun, investasi dan
pendapatan akan meningkat. Meningkatnya pendapatan akan mempengaruhi
meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat. Namun, apabila terjadi kenaikan
money demand melebihi money supply, maka tingkat bunga akan
meningkat, yang akan berdampak pada tingkat investasi dan pendapatan.
Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak
adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan
kesempatan kerja penuh, yang disebabkan oleh kakunya harga-harga terutama
tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Ketidakseimbangan perekonomian yang
berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum Keynesian percaya
perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.
Jadi, di sini ketika perekonomian mengalami keadaan
yang tidak stabil, aliran Keynesian memberi solusi untuk menekan atau meredakan
fluktuasi ekonomi dengan menghadirkan campur tangan dari pemerintah melalui
kebijkan-kebijakan yang dilakukan.
Berbedea dengan aliran Sisi Penawaran, menurutnya
lebih baik meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya
penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dalam
mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yang ditempuh oleh aliran sisi
penawaran melalui program penurunan pajak kepada pengusaha. Alasannya turunnya
pajak akan menambah gairah pengusaha dan investasi, yang akan mendorong
peningkatan dalam produksi. Dengan meningkanya produksi, kebutuhan akan
tenaga kerja meningkat dan masalah pengangguran dapat diatasi, dan
sekaligus inflasi dapat diredakan.
Sedangkan Keynesian melihat perekonomian dari
sisi permintaan, menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama
penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia
berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan
permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika
pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan
juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan
kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
b. Teori
Pertumbuhan dan Pembangunan
Perhatian terhadap pertumbuhan dan
pembangunan terutama di Negara-negara berkembang semakin marak berkat pengaruh
ajaran Keynes yang menginginkan campur tangan pemerintah dalam proses
pembangunan. Bermodalkan teori-teori dan konsep-konsep yang digagas Keynes,
banyak negara berkembang ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan.
Sebagaimana diketahui negara
berkembang ingin cepat-cepat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara
maju. Salah satu jalan pintas yang dapat ditempuh adalah memacu pertumbuhan
ekonomi dengan melaksanakan industrialisasi. Karena industrialisasi diperlukan
dana yang tidak sedikit, banyak negara berkembang meminjam modal dari
negara-negara maju, beserta asistensi teknis untuk menyelenggarakan
pembangunan. Dengan bantuan dana dan tenaga teknis negara-negara berkembang
mulai memperbaiki keadaan ekonominya.
c. Kebijakan
fiskal vs kebijakan moneter
Keynesian menganggap kebijakan
moneter kurang efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Karena kebijakan
moneter diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi dan tidak bisa dipergunakan
untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi riil. Sebaliknya, mereka percaya kebijakan
fiskal lebih ampuh dalam menstabilkan perekonomian.
Bagi Keynes, campur tangan
pemerintah merupakan keharusan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran
pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat
karya. Dengan demikian sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sementara itu, menurut kaum
moneteris terjadinya inflasi dipersepsikan karena pengeluaran agregat terlalu
besar. Maka, untuk membrantas inflasi tersebut pemerintah perlu mengurangi
jumlah uang beredar dan inflasi akan turun dengan sendirinya.
2. Pemikiran-pemikiran Ekonomi
Simon Kuznet (1901-1985)
Simon Kuznets terkenal dalam bidang
ekonomi atas studinya tentang pendapatan nasional dan komponen-komponennya.
Ia pernah memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1971 atas
usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan pendapatan
nasional negara-negara maju.
Pada awalnya kuznet seorang ahli
statistik, yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data.
Termasuk pula di dalamnya data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data
ekonomi, ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Buku yang ditulis Kuznets
yang ada hubungan dengan ekonomi antara lain : National Income and Its
Composition (1941), Economic change (1953), dan Modern Economic
Growth, Rate, Structure and spread (1960). Dalam
karyanya yang pertama, Kuznets banyak menyumbangkan pemikiran tentang hal-hal
yang berhubungan dengan perhitungan pendapatan nasional.
a.
Pendapatan nasional
Berkat jasa Kuznets,
pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes dapat diwujudkan secara
kuantitatif-empiris. Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi, tabungan,
pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut
analisis kurun waktu (time series analysis). Dengan analisis time
series, kita dapat menghitung pertumbuhan ekonomi lebih eksak.
Begitu juga dengan analisis
kurun waktu, kita tidak hanya dapat mengetahui apa yang sedang atau sudah
terjadi. Kita bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan skaligus mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada masa-masa yang akan
datang.
Manfaat Pendapatan Nasional yaitu;
1. Dapat
mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
2. Untuk
mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
3. Dapat
mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
4. Membandingkan
antara neraca pendapatan nasional dengan neraca pembayaran internasional,
sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri terhadap
perekonomian nasional.
b.
Petumbuhan ekonomi
Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan jangka panjang kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak jenis barang-barang ekonomi bagi para penduduknya. Definisi ini
memiliki tiga komponen utama yaitu.: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua,
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan
derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.[2][19]
c.
Pengukuran Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Menurut Kuznet PDB diartikan sebagai
nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah
tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB dapat dihitung dengan memakai dua
pendekatan, yaitu;[3][20] pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan
pengeluaran adalah
Di mana konsumsi adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor
usaha, pengeluaran pemerintah oleh
pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan
sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan
menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi adalah
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor
produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk
pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan
pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek
menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering
digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
3. Pemikiran-pemikiran Ekonomi
Paul Samuelson
Samuelson memperoleh pendidikan
ekonomi di Harvard. Disamping memperdalam ekonomi ia juga sangat mahir dalam
ilmu matematika. Jasa Samuelson sangat terlihat dalam melakukan
kodifikasi pemikiran-pemikiran Keynes, kemudian ia melengkapinya dengan pemikiran-pemikiran
baru yang lebih luas jangkauannya dengan pendekatan matematika. Buku Samuelson
antara lain : Foundation of Economic Analysis (1947) dan economics
(1948). Dalam buku Economics, Samuelson memperlihatkan bagaimana
perdagangan luar negeri dimasukkan dalam kerangka teori ekonomi makro, mengenai
lalulintas perdagangan dan pembayaran internasional. Atas jasa Samuelson,
banyak negara yang terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian
internasional, termasuk Indonesia.
Samuelson memperjelas hubungan
antara kebijakan fiskal dengan keseimbangan dalam lalulintas pembayaran
internasional. Hal ini memperllihatkan peranan foreign trade multiplier
(dampak multiplier yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai
kemungkinan penyimpangan dari keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat
adanya integrasi mengenai segi ekuilibrium internasional kedalam kerangka umum
teori ekonomi makro.
Sementara itu, dalam buku Foundation
of Economic Analysis, ia memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balik
saling memperkuat antara faktor pengganda (multiplier) dengan proses
akselerasi (accelerator). Permintaan efektif masyarakat dipengaruhi oleh
autonomous investment (investasi yang besarnya ditentukan oleh
perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi
berlipat ganda karena adanya multiplier, besarnya angka pengganda ini
sangat ditentukan oleh kecenderungan menkonsumsi masyarakat. Makin besar
kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin besar pula
dampak investasi terhadap perekonomian. Dampak investasi terhadap perekonomian
menjadi jauh lebih besar karena adanya akselerasi.
Prinsip akselerator secara sederhana
adalah perubahan dalam pendapatan nasional akan menyebabkan terjadinya
perubahan dalam jumlah investasi. Perubahan dalam investasi menyebabkan
bertambahnya pendapatan nasional melalui proses akselerasi, yang bersifat
kumulatif. Interaksi antara multiplier dan accelerator berdampak
terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat ganda.
C. Kesimpulan
Keynesian merupakan aliran yang
mendukung dan mengembangkan teori-teori dari Keynes. Sebagaimana kita ketahui
teori-teori dari Keynes cukup mendunia pada masanya. Aliran Keynesian
mengembangkan teori-teori dari Keynes seperti teori yang berhubungan dengan
usaha menjaga stabilitas ekonomi dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi, serta
teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional.
Dalam mengatasi persoalan ekonomi,
Keynesian percaya pemerintah harus campur tangan secara aktif dan sadar mengendalikan
perekonomian ke arah posisi Full Employment, sebab mekanisme ke arah
posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Keynesian menganggap
kebijakan fiskal lebih efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Berbeda
dengan kaum moneteris, yang menganggap kebijakan moneter lebih efektif dalam
memecahkan persoalan ekonomi dengan cara menekan atau menambah jumlah uang
beredar.
Ketika aliran Keynesian
mencoba untuk menekan fluktuasi ekonomi agar perekonomin mendekati keadaan
stabil, aliran Sisi Penawaran justru berpendapat lebih baik meningkatkan
pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya penuh, daripada mencoba menekan
atau meredakan fluktuasi ekonomi.
Dua tokoh yang sangat memberi
sumbang pemikiran atas kesempurnaan pemikiran Keynes adalah Simon Kuznet dan
Paul Samuelson. Kuznets banyak menyumbangkan
pemikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan pendapatan
nasional. Ia merintis perhitungan pendapatan nasional sejak periode
1929-1932 dan hasilnya 1934 diterbitkan pertama kali sebagai hasil penghitungan
Pendapatan Nasional Amerika. Sedangkan Samuelson, berjasa dalam memperkenalkan
lalulintas perdagangan dan pembayaran internasional. Atas jasanya banyak negara
yang terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian
internasional, termasuk Indonesia. Dengan demikian pemikiran-pemikiran
Keynesian mengarah kepada ekonomi Makro.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Karim, Adiwarman.2007. Ekonomi Makro Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi.
Yogyakarta: BPFE.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi Edisi I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Deliarnov. 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi.
Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar