Minggu, 26 Oktober 2014

Tantangan atau Hambatan yang akan dihadapi Seorang Wirausaha

Ada tujuh tantangan atau hambatan yang akan dihadapi oleh wirausahawan untuk memulai usahanya, diantaranya sebagai berikut.


1. Tidak mampu melihat potensi masalah yang meningkat
    Tentu saja, ide wirausaha Anda terlihat sangat brilian dan tanpa cela saat mereka pertama kali muncul dalam benak Anda. Namun sesungguhnya, potensi masalah akan mulai muncul, dan akan terus meningkat dengan kecepatan mengejutkan, saat Anda mulai memasuki setiap fase berikut ini:
  • Merefleksikan kembali ide wirausaha yang muncul di kepala Anda, dan memvalidasi potensi ide tersebut secara pribadi
  • Berbagi ide wirausaha Anda dengan orang-orang terdekat, tak peduli apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup seputar dunia wirausaha atau tidak
  • Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang yang menurut Anda memiliki visi, misi dan pemikiran yang serupa dengan Anda
  • Melakukan riset pasar secara pribadi
  • Merekrut rekan-rekan wirausaha yang nantinya akan Anda bayar (termasuk vendor dan pihak ketiga lainnya)
  • Berbicara dengan propek potensial
  • Berbicara dengan investor potensial
Kenyataannya, jika Anda tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap fase yang akan Anda jalani tersebut di atas, Anda akan menyadari bahwa Anda memasuki setiap fasenya dalam keadaan tidak siap, yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada kegagalan tak terhindarkan.

2. Menyalahartikan aktivitas sebagai progress
    Sebagai perintis wirausaha, ada banyak sekali hal yang harus Anda lakukan, dan banyak pula hal yang bisa Anda lakukan, meski awalnya tidak Anda rencanakan. Banyak sekali aktivitas yang telah Anda lakukan, tanpa pemberitahuan sama sekali kepada konsumen potensial Anda. Lebih lucunya lagi, Anda bisa saja melakukan suatu pekerjaan, yang pada akhirnya membuat daftar pekerjaan Anda justru jadi bertambah semakin banyak. Misalnya saja, Anda akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan hak paten, bukan hanya satu, namun lima produk sekaligus. Tentunya, hal ini membuat Anda harus bekerja ekstra. Ujung-ujungnya pun, Anda akan dibebani semakin banyak pekerjaan lainnya, misalnya pengurusan berbagai dokumen dan perijinan, yang tentunya memiliki runtutan pekerjaan lainnya (lagi), dan seterusnya.
Yang menyedihkan, seringkali pemilik wirausaha menyalahartikan aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang padat itu sebagai progress.
Sekedar saran, segala bentuk aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang bisa terukur bagi konsumen Anda harus dipertanyakan. Ada kemungkinan itu semua hanyalah aktivitas yang tidak berujung ke mana-mana.

3. Kekurangan pencapaian yang berharga
    Kecuali jika Anda berhasil menciptakan sebuah produk baru yang sangat mencengangkan, Anda perlu menciptakan sebuah identitas yang akan meningkatkan kredibilitas wirausaha Anda. Publik harus mampu dengan mudah memahami dan mengapresiasi mengapa Anda orang yang tepat untuk membawa bisnis wirausaha ini menuju masa depan yang lebih cemerlang. Jika mereka tidak percaya kepada Anda, tak perlu waktu lama bagi mereka untuk kehilangan kepercayaan mereka pada wirausaha yang Anda rintis juga.
Kenyataannya, publik masih menilai sebuah buku dari sampulnya, dan menilai seorang wirausahawan dari pencapaian-pencapaian berharga yang pernah mereka capai sebelumnya. Jadi, Anda sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal itu.

4. Tidak tahu apa yang sebaiknya tidak dilakukan
    Waktu adalah aset paling berharga yang Anda miliki saat ini. Jadi, yang terpenting bagi Anda adalah tidak hanya mengetahui hal-hal apa yang harus Anda lakukan, namun lebih penting lagi adalah, mengetahui apa yang tidak seharusnya Anda lakukan.
Dan, bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu? Jawabannya, semua kembali pada pengalaman dan jam terbang Anda.
Namun, mengingat Anda baru pertama kali menjalani bisnis wirausaha, maka tentu saja pengalaman bukanlah kekuatan utama Anda. Jadi, cobalah Anda bertukar pikiran dengan orang-orang yang sudah pernah menjalani bisnis wirausaha sebelumnya, yang sudah berpengalaman, dan mau mengajari Anda.

5. Tidak mau mengakui kesalahan
    Anda harus mulai belajar untuk mengenali kesalahan, mengakuinya, dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Saat Anda mengambil sebuah langkah yang keliru, atau menghadapi sebuah hambatan, akan jauh lebih baik jika Anda mengakui kesalahan Anda, dan menyiapkan diri untuk aktivitas-aktivitas lain Anda selanjutnya.
Saat Anda terlalu lama berjibaku dalam mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hanya sekedar untuk melepaskan diri dari ketidaknyamanan berada pada posisi yang disalahkan, sadarilah bahwa dalam posisi ini tidak akan ada yang akhirnya menjadi pemenang. Jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, mereka tidak akan menggubris hal ini lebih lanjut; namun, jika orang-orang di sekeliling Anda justru mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan jika terjadi kesalahan – dan membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak secerdas yang ingin mereka akui – maka, sebenarnya masalah yang Anda hadapi jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.
Lumrah jika kondisi pertama yang Anda masuki saat pertama kali merintis bisnis wirausaha adalah di posisi yang tidak nyaman, namun ketahuilah bahwa itu merupakan bagian dari proses perkembangan. Dan, dengan terus bertahan dengan kekeras-kepalaan untuk tidak mau menjadi penanggungjawab kesalahan, maka Anda tidak hanya mencoreng nama baik Anda sendiri, namun juga orang-orang lain di sekitar Anda.

6. Mencoba memperbaiki kelemahan secara instan
    Mencoba memperbaiki kelemahan saat pertama kali memasuki dunia wirausaha ibarat mencoba memperbaiki ban yang bocor saat kendaraan Anda masih melaju. Sadarilah bahwa tidak ada masa “uji coba” dalam perintisan bisnis wirausaha. Semuanya sangatlah nyata.
Satu-satunya cara untuk bisa memenangkan permainan ini adalah dengan menggunakan kekuatan Anda, berinvetasi pada kekuatan Anda, dan berinvestasi pada tim yang bisa menutupi kelemahan Anda.

7. Meyakini bahwa semuanya bisa anda control
    Ini merupakan masalah klasik yang masih terus dihadapi orang yang baru terjun ke dalam dunia wirausaha. Kenyataannya, kepercayaan diri dan kesombongan hanya dipisahkan dengan garis tipis. Anda bisa saja berkilah bahwa Anda memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, untuk menutupi keangkuhan Anda, sampai pada akhirnya Anda dipaksa untuk mengakui kesombongan Anda oleh kegagalan. Ada sebuah pepatah dari Afrika yang cocok digunakan untuk menggambarkan situasi ini, dan beberapa skenario lainnya. Pepatah tersebut berbunyi seperti ini: “Jika Anda ingin melaju dengan kencang, berkendaralah seorang diri. Jika Anda ingin melaju dengan jauh, berkendaralah bersama-sama.”
Wirausaha adalah suatu “permainan” yang hanya bisa Anda menangkan dalam jangka panjang. Ini adalah suatu “permainan” yang melibatkan banyak sekali pihak, di luar diri Anda sendiri. Jangan pernah percaya jika ada yang mengatakan bahwa dengan berwirausaha, artinya Anda bisa mengontrol semua hal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, seorang diri; tak peduli seberapa cerdasnya dirimu.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar