JURNAL
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA
RUMAH
MAKAN EL-SHADAI
WISATA
KULINER “ WAKEKE MANADO”
NAMA
KELOMPOK :
AULIA KURNIASARI 51213499
ERNA NUR ELIHIDAYAH 52213949
NURUL FIQIH BUDIANTI 56213721
RIZKY ANISA 57213956
KELAS : 2DF02
D3
MANAJEMEN KEUANGAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan El-Shadai restoran untuk
mengetahui, secara rinci profil kegiatan
usaha dan jumlah keuntungan
mencapai setiap bulan, itu juga dapat diketahui layak atau tidak El- Shadai
Restoran usaha di kawasan wisata kuliner "Wakeke
Manado" harus dipertahankan.
Penelitian ini menggunakan data primer
yang interview langsung
ke pemilik bisnis yang berisi
daftar pertanyaan, dan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait dengan
penelitian ini, yang
berada di kantor Kecamatan
Wenang Utara. Data
metode analisis adalah metode deskriptif analisis, data
yang dikumpulkan disajikan dalam
bentuk tabel, dan kemudian
digunakan analisis keuntungan bisnis,
juga dilanjutkan dengan Return analisis Cost
Ratio untuk menganalisis kelayakan
El-Shadai bisnis
restoran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sepenuhnya bisnis restoran El-Shadai memiliki keuntungan sebesar Rp. 13.829.942 setiap bulan, dengan rasio biaya R / C 1,33. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bisnis kuliner dikategorikan menjadi layak untuk dijalankan karena nilai R / C lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 dari beban produksi yang dihabiskan oleh manajer restoran dapat memberikan kembali sebagai pendapatan Rp. 1,33. Ini berarti bahwa total pendapatan lebih besar dari beban produksi dan aktivitas bisnis kuliner ini masih memiliki keuntungan setiap bulan.
A. Latar Belakang
Usaha
kuliner atau makanan di Kota Manado sedang mengalami perkembangan yang relatif
pesat. Perkembangan yang pesat ini menyebabkan semakin banyak orang tertarik
untuk menjalankan usaha seperti ini. Meningkatnya jumlah usaha kuliner atau
makanan akan meningkatkan tingkat persaingan diantara rumah makan, khususnya
rumah makan yang menghidangkan produk kuliner yang sejenis.
Alasan
rasional outlet makanan tumbuh berkembang adalah karena bisnis ini menjanjikan keuntungan yang besar.
Inilah salah satu alasan dibukanya kawasan wisata kuliner “Wakeke” di Kota
Manado. Kawasan ini telah
berdiri selama lebih dari 30 tahun dan berhasil membuka kesempatan kerja
bagi masyarakat untuk dapat berprofesi dibidang usaha kuliner. Peluang ini
mendorong usaha yang berkembang untuk mengembangkan kreatifitas dan manajemen
usaha yang baik untuk menghasilkan produk yang memuaskan konsumen. Kegiatan
usaha ini terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat
lokal yang tinggal di Kelurahan Wenang Utara Kota Manado. Kegiatan usaha rumah
makan di kawasan Wakeke tergolong pasar persaingan sempurna, karena tidak ada dominasi
dari 1 rumah makan saja, tetapi setiap rumah makan memiliki kesempatan yang
sama untuk menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Pengusaha rumah makan juga
diberi keleluasaan untuk mengembangkan produk yang dijualnya sesuai dengan
keinginan konsumen. Saat ini ada 12 rumah makan yang secara aktif berjualan
dikawasan wisata kuliner “Wakeke Manado”. Semua rumah makan tersebut
menghidangkan sajian utama hidangan bubur manado atau dalam bahasa lokal
disebut tinutuan, yang merupakan makanan khas tradisional Kota Manado. Hasil
wawancara dengan perangkat kelurahan Wenang Utara menyebutkan bahwa kegiatan
usaha tersebut sudah ada sejak tahun 1980-an dan akhirnya pada tahun 2004,
pemerintah Kota Manado mengukuhkan lorong Wakeke sebagai objek kawasan wisata
kuliner. Rumah makan El-Shadai merupakan salah satu usaha rumah makan yang ada
dikawasan wisata kuliner .”Wakeke Manado”yang telah berjalan selama lebih dari
10 tahun. Usaha rumah makan ini memiliki banyak pelanggan setia sehingga setia
stabilitas usaha tetap terjaa . Rumah makan EL-Shadai termasuk golongan usaha
kecil ( rumah tangga ) dimana hanya memperkerjakan pegawai tidak lebih dari 5
orang. Menu yang di sediakan hanya berfokus pada kuliner tradisional sulawesi
utara,seperti tinutuan,mie cakalang , jagung rebus dan berbagai macam produk
gorengan . sedangkan menu minuman yang di sediakan sangan bervariasi , seperti
minuman dingin , minuman hangat,juice serta minuman botol. Pemilihan rumah
makan EL-shadai sebagai lokasi penelitihan di dasar pada keberseidaan pemilik
untuk memberikan data yang riel yang nantinya memudahkan penyusunan laporan
penelitihan . rumah makan ini termaksuk dalam golongan usaha kecil dimana rumah
makan yang lain di kawasan wakeke tergolong usaha yang sejenis sehingga hasil
penelitihan kami di harapkan mampu menjadi gambaran usaha -usaha rumah makan
lainnya dikawasan wisata kuliner Manado .
Dengan
mengetahui besar keuntungan yang di terima setiap bulan dan kelayakan usahanya
dari rumah makan El-shadai , maka di harpkan bisa menjadi contoh maupun patokan
bagi pengusaha rumah makan sejenisnya di kawasan wisata kuliner di Sulawesi
Utara.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1.
Waktu
dan Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan
laporan, yaitu sejak bulan Maret sampai bulan September 2013. Lokasi penelitian
dilaksanakan di rumah makan El-Shadai di kawasan wisata kuliner “Wakake Manado”
Kelurahan Wenang Utara Kota Manado.
2.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara langsung kepada pemilik
(owner) usaha rumah makan El-Shadai dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)
sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu kantor
Kelurahan Wenang Utara.
3. Konsep Pengukuran Variabel
1. Karakteristik
Usaha :
a. Latar
belakang dan perkembangan usaha sejak berdiri selama 10 tahun.
b. Manajemen
tenaga kerja yang diterapkan, mencakup pembagian shift atau jam kerja dan pembagian posisi kerja yang berlaku
dirumah makan.
c. Menu
makanan dan minuman yang ditawarkan oleh rumah makan.
d. Modal
usaha yang dimiliki, mencakup kepemilikan peralatan makan, peralatan masak,
peralatan listrik dan furniture
pendukung lainnya.
2. Jumlah
porsi setiap makanan dan minuman yang disediakan.
3. Jumlah
porsi setiap makanan dan minuman yang terjual.
4. Harga
setiap porsi makanan dan minuman yang ditawarkan (Rp).
5. Biaya
produksi yang dikeluarkan pengusaha untuk menyediakan menu makanan dan minuman yang ditawarkan, meliputi
:
a.
Biaya Tetap (Rp/ bulan) yang terdiri :
- Biaya
Penyusutan Alat, yaitu komponen biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan
pengusaha untuk setiap tahun produksi, dalam hal ini pemakaian peralatan
pendukung kegiatan usaha. Biaya penyusutan alat dihitung dengan formulasi :
Dimana : P = Biaya Penyusutan Alat
(Rp/bulan)
HA = Harga Awal (Rp)
HB = Harga Akhir (Rp)
T = Umur ekonomis alat (bulan)
-
Sewa bangunan, yaitu pengeluaran
pengusaha untuk membayar pengadaan bangunan tempat usaha dijalankan.
b.
Biaya Variabel (Rp/bulan)
-
Bahan baku makanan dan minuman, terdiri
dari bumbu dapur, bahan masakan, bahan minuman, daan air minum isi ulang
-
Peralatan pelengkap, seperti bahan bakar
(gas LPG), sabun, tissue, tusuk gigi, dan sebagainya
-
Tagihan iuran bulanan, mencakup tagihan
air dan listrik di tempat usaha dijalankan
-
Upah tenaga kerja setiap bulan
-
Transportasi, yaitu biaya distribusi bahan
baku dari pasar ke lokasi usaha.
6. Penerimaan,
yaitu jumlah uang yang diterima pengusaha rumah makan sebelum dipotong total
biaya atau biasa disebut pendapatan kotor setiap bulan dan dinyatakan dalam
rupiah (Rp), serta dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :
TR
= Q x P
dimana
: I = Keuntungan usaha/Income (Rp/bulan)
Q
= Quantity/jumlah porsi makanan dan
minuman yang terjual tiap bulan
P
= Price/harga makanan dan minuman
yang terjual (Rp)
7. Keuntungan usaha, yaitu sejumlah uang
yang diperoleh pengusaha rumah makan yang diperoleh sebagai laba kegiatan usaha
kuliner setiap bulan (Rp), dan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :
TC
TRI
dimana
: I = Keuntungan usaha /Income (Rp/bulan)
TR
= Total penerimaan/Total revenue (Rp/bulan)
TC
= Total biaya/Total cost (Rp/bulan)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Perhitungan tingkat keuntungan dan uji kelayakan usaha dilakukan dalam jangka waktu usaha 1 bulan di bulan April 2013. Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha rumah makan digunakan analisis keuntungan usaha. Analisis keuntungan usaha kemudian dilanjutkan dengan analisis Return of Cost Ratio untuk menganalisis kelayakan usaha rumah makan El – Shadai. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan laba rugi dari usaha rumah makan El-Shadai.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/viewFile/4768/4291